Rabu [1/12] siang, dua remaja putri datang ke Rolling Stone Cafe untuk membeli tiket konser Secondhand Serenade yang siang itu mulai dilakukan pre sale. Mereka rupanya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menantikan Secondhand Serenade datang lagi. Tahun 2009, Seconhand Serenade tampil di Java Rockin’land. Atas dasar pemikiran bahwa Secondhand Serenade masih banyak yang menantikan kedatangannya itulah, dua promotor Nada Promotama dan StarD memutuskan untuk mendatangkan mereka kembali dalam konser yang lebih intim, alias konser tunggal bukan dalam sebuah festival besar. Maka, setelah menggandeng sponsor, konser itu diberi judul “Surya Professional Mild Presents Secondhand Serenade.”
“Sebetulnya, keinginian ini udah ada sejak tahun lalu. Dan melihat perkembangan dan pertumbuhan produk ini, kami berpikir kenapa nggak ambil artis internasional? Secondhand Serenade ini akan jadi artis internasional yang kami datangkan. Mudah-mudahan setelah ini, akan lebih banyak lagi artis internasional yang akan kami datangkan,” kata Ferry Aryawan, Kepala Departemen Event Gudang Garam dalam konferensi pers yang digelar di Rolling Stone Cafe Rabu [1/12] itu.Rencananya, konser akan digelar di Sasana Budaya Ganesha, Bandung pada 8 Januari 2011 dan Gramedia Expo pada 9 Januari 2011 di Surabaya. “Saya melihat band itu pengikutnya masih banyak apalagi setelah album barunya keluar. Makanya kami datangkan mereka, seperti moto kami, We provide euphoria,” kata Adam Aryaji, pemilik StarD.“Kenapa kami memilih Secondhand Serenade? Karena waktu tahun lalu mereka datang, respon penontonnya sangat luar biasa. Kami rasa konser Secondhand Serenade akan jadi konser pembuka di tahun 2011,” kata Emil Mahyudin, pemilik Nada Promotama.
Secondhand Serenade adalah proyek musik dari singer/songwriter John Vesley. Dia dibesarkan di San Fransisco Bay Area dalam sebuah keluarga yang musikal: ayahnya musisi jazz profesional, Vesely juga menghabiskan waktunya bertahun-tahun sebagai pemain bass di band lokal sebelum akhirnya memutuskan untuk memainkan gitar akustik dan fokus dalam membawakan lagu sendiri. Album perdananya, Awake dirilis sendiri pada tahun 2005 dan dijual lewat MySpace dan iTunes. Akhirnya itu menghasilkan kontrak rekaman dengan Glassnote Records yang merilis versi lebih baru dari Awake pada Februari 2007.
di konfrensi pers sudah di tulis, tentang kesediaan mereka datang ke indonesia kembali (bandung & surabaya).
“Sebetulnya, keinginian ini udah ada sejak tahun lalu. Dan melihat perkembangan dan pertumbuhan produk ini, kami berpikir kenapa nggak ambil artis internasional? Secondhand Serenade ini akan jadi artis internasional yang kami datangkan. Mudah-mudahan setelah ini, akan lebih banyak lagi artis internasional yang akan kami datangkan,” kata Ferry Aryawan, Kepala Departemen Event Gudang Garam dalam konferensi pers yang digelar di Rolling Stone Cafe Rabu [1/12] itu.Rencananya, konser akan digelar di Sasana Budaya Ganesha, Bandung pada 8 Januari 2011 dan Gramedia Expo pada 9 Januari 2011 di Surabaya. “Saya melihat band itu pengikutnya masih banyak apalagi setelah album barunya keluar. Makanya kami datangkan mereka, seperti moto kami, We provide euphoria,” kata Adam Aryaji, pemilik StarD.“Kenapa kami memilih Secondhand Serenade? Karena waktu tahun lalu mereka datang, respon penontonnya sangat luar biasa. Kami rasa konser Secondhand Serenade akan jadi konser pembuka di tahun 2011,” kata Emil Mahyudin, pemilik Nada Promotama.
Secondhand Serenade adalah proyek musik dari singer/songwriter John Vesley. Dia dibesarkan di San Fransisco Bay Area dalam sebuah keluarga yang musikal: ayahnya musisi jazz profesional, Vesely juga menghabiskan waktunya bertahun-tahun sebagai pemain bass di band lokal sebelum akhirnya memutuskan untuk memainkan gitar akustik dan fokus dalam membawakan lagu sendiri. Album perdananya, Awake dirilis sendiri pada tahun 2005 dan dijual lewat MySpace dan iTunes. Akhirnya itu menghasilkan kontrak rekaman dengan Glassnote Records yang merilis versi lebih baru dari Awake pada Februari 2007.
di konfrensi pers sudah di tulis, tentang kesediaan mereka datang ke indonesia kembali (bandung & surabaya).